Ponorogo, exploreyuk.my.id - Ukuran dan cita rasanya lain dari yang lain. Kekhasan serabi yang dijajakan tak jauh dari Perempatan Kerun Ayu Desa Plosojenar Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo tetap naik daun.
Antrean panjang selalu terlihat di depan warung serabi yang kini dikelola Endang Tatik tersebut.
"Saya ini tercatat wareng (generasi kelima) yang berjualan serabi secara turun temurun." ujar Endang Tatik, Rabu (1/2/2023)
Endang Tatik mengaku memertahankan adonan serabi warisan nenek moyangnya. Memasaknya pun tetap dengan kayu bakar. Tangannya cekatan menuang adonan di atas deretan wajan kereweng. Serabi yang sudah matang ditiriskan, lalu dituangkan lagi adonan baru.
"Sudah 18 tahun berjualan menggantikan ibu saya." ungkapnya.
Warung serabi di Kerun Ayu mulai buka pukul 02.00 dini hari. Endang Tatik setidaknya menghabiskan 30 liter adonan sehari. Pembeli rela mengantre demi mendapatkan serabi yang legendaris itu. Serabi berukuran cukup besar dengan parutan kelapa di atasnya menjanjikan rasa lezat di lidah.
Pembeli cukup merogoh uang seribu rupiah untuk sebiji serabi. Endang Tatik mengaku memiliki banyak pelanggan setia kendati harus rela berada dalam antrean. Jika datang kelewat siang, tidak ada yang berani menjamin bakal kebagian.
"Kebanyakan pembeli sudah langganan." ucap Endang Tatik.(**)
Sumber : ponorogo. go.id - jatimnewsroom